Mimpi Ibu di hari ulang tahunku Yang ke-21 th
>>
Duhai ibu…
21 tahun silam
yang lalu tepatnya 23 november 1991 sungguh…saat2
kehadiranku…begitu menggetarkan tiap sudut hati mu.
Getaran
bahagia yg tak pernah sanggup teruraikan lisan…bercampur rasa bimbang yg tak
mungkin terlukiskan pena.
Engkau bahagia…sebab begitu engkau sadari, diriku bukan
hanya penyejuk matamu, tak semata belahan jantungmu….Akan tetapi, aku adalah “karunia terindah” dari Zat Yg Maha Pengasih; Pengatur
langit & bumi, Yang telah membingkai teka-teki rezeki setiap makhluk
ciptaanNya.
Yah,
bukankah berjuta manusia di dataran bumi ini amat merindukan putra/putri terbaik
nan saleh dan salehah?… namun sekali lagi… taqdir tlah tercatat abadi di
sisiNya puluhan ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.
Dan engkau bimbang…karna
pada saat yg sama, aku tak sekadar anugrah Ilahi, tak hanya penghibur di kala
sepi, penghapus kepenatan di saat lelah…
Aku adalah titipan Ilahi…aku adalah “amanah” yg
akan menanti tanggung-jawabmu demikan besar di Hari Perhitungan kelak… yg kadang
membuat dadamu tersesak… nafasmu tersentak.
Lantaran
itu, bukanlah hal yg mustahil, jika pertanyaan2 itu slalu muncul terbias di
benakmu…di setiap detak waktu kan terus hadir membayangimu…
Namun apa yg
terjadi,…kini sepertinya lisan ini hanya bisa terbujur kaku, lumpuh ‘tuk mengurai
jawaban ‘tak pasti atas pertanyaan2 yg amat men-syak-kan fikirmu itu…
Duhai ibuku…
Aku sangat sadar…..
atas mimpi besarmu itu …. mampukah aku menjadi anak yg shaleh?………..Dimana anak
yang selalu tegar, terus melangkah maju…tidak pernah menghiraukan perihnya ucapan orang2 jahil,
sakitnya tudingan manusia2 tak berilmu!…akan tetapi terus bersabar atas kezaliman
mereka , tetap yakin akan setiap janji2 Allah…sebab dari situ-lah salah satu
arah ‘kan datangnya hembusan “berita gembira” dariNya!…Anggap sajalah sebagai
bunga2 perjuangan yg sedang bermekaran…halau sajalah duri2 itu…dan jangan
pernah jadi lemah karenanya!
Agar
nantinya aku ‘kan mengantarmu kedalam SurgaNya…? dan bukan menyeretmu kepada
murkaNya. Agar kelak aku membuatmu tersenyum bahagia, bukan tertangis kecewa.
Cakapnya
kedua tangan hangatmu telah membingkai pribadiku dengan butiran2 mutiara iman?…dan
semoga saja kelak aku kan fasih mendo’akanku saat engkau terbaring di alam
sana.
Ibu…. Dengarkanlah
aku…
Anakmu sekarang
yang tepat diusianya genap 21 tahun ini
perlahan namun pasti akan terus mencoba melukiskan dengan nyata atas mimpi
besarmu itu…….… kini anakmu ini bertekad
untuk hijrah ke kehidupan yang jauh lebih berkualitas, agar mimpi2 dan
pertanyaan2 yang selalu mennyesak dadamu, menyentakkan nafasmu dan fikirmu itu
dapat terjawab dengan indah di saat enggkau beristirahat di alam sana.., amiinnn.
!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar